Monday, March 10, 2008

rekomendasi

Bukannya mo promosi tapi ini film emang bagus n layak tonton. Dibanding ama film-film horor n film ABG yang tidak bermutu itu, film Ayat-Ayat Cinta menyuguhkan sesuatu yang baru bagi penonton. Film cinta yang bernafaskan islam memberikan nilai edukasi kepada siapa saja yang menontonnya. Mungkin bagi yang sudah membaca novelnya, sudah tahu kalau karya fiksi karya Habbiburahman Al Syehrezi ini layak mendapat ajungan jempol. Novelnya sendiri menjadi suatu fenomenal bagi dunia sastra Indonesia. Dalam Ayat-Ayat Cinta, ternyata cinta dilihat dari sudut pandang islam begitu indah dan dahsyat. Tidak hanya napsu ingin memiliki namun jauh lebih dalam dari itu. Cinta adalah perasaan agung yang dianugrahkan Allah SWT untuk kita.


Menurut gue pribadi dari sudut pandang para karakter tokoh utamanya, karakter Fahri, Aisyah dan Maria digambarkan lebih manusiawi di film daripada di novel. Kalau di novel gue ngerasa kalau karakter Fahri terlalu sempurna untuk seorang laki-laki bahkan hampir mendekati sifat Nabi Muhammad saw. Padahal meski kita memang wajib menauladani sifat2 Rasulullah, tapi kalau diterapkan di kehidupan nyata tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Kemudian sebagai seorang wanita n istri, Aisyah pun digambarkan sebagai wanita yang begitu sholehah yang rela dipoligami demi menyelamatkan Imamnya. Tidak semua wanita dapat melakukannya kan?

Memang ending di film berbeda dengan novelnya meski pada akhirnya Maria tetap meninggal karena sakit. Bedanya, di film diceritakan bagaimana kehidupan poligami antara Fahri, Aisyah dan Maria. Sementara, di novel, Maria meninggal sebelum merasakan kehidupan berumah tangga dengan Fahri. Bingung? Baca aja deh novelnya. He... Nah, ketika episode kehidupan berpoligami inilah terlihat ketidaksempurnaan dari seorang Fahri, Aisyah dan Maria tergambarkan dengan jelas. Bagaimana Fahri sulit bersikap adil terhadap kedua istrinya karena sebetulnya dia lebih mencintai Aisyah dibanding Maria. Dan, bagaimana Aisyah sulit untuk menerima kehadiran Maria di dalam kehidupannya bersama Fahri. Meski pada awalnya Aisyah yang menyuruh Fahri menikahi Maria demi mengeluarkan Fahri dari penjara, namun Aisyah tetap cemburu akan kehadiran Maria di dalam rumah tangganya. Seikhlas-ikhlasnya perempuan, siapa yang tidak sakit diduakan? huhu... Dan Maria? Maria pada akhirnya bisa membedakan mana yang namanya cinta dan mana yang namanya obsesi. Yah, obsesi akan cinta memang tidak sehat. Buktinya, Maria meninggal dunia akibat obesesinya untuk memiliki Fahri.


O,iya ketidaksempurnaan Fahri juga terlihat ketika dia dipenjara. Di sana, Fahri mulai meragukan Allah SWT. Dia mulai mempertanyaan keadaan, dan tidak ikhlas dan sabar menerima cobaan dari Allah SWT. Kalau dinovelnya, tidak ada tuh yang seperti itu. Fahri selalu diceritakan ikhlas dan sabar menjalani apa yang sudah menjadi ketetapan Allah SWT.


Pokoknya nih film tidak kalah fenomenal dengan novelnya. Memang banyak adegan yang dipotong dari novelnya. Ya eyalah, ga mungkin novel setebal itu divisualkan selama 2 jam. Meski banyak detail yang hilang tapi benang merah ceritanya tetap oke. Makanya cepet nonton!!! Dijamin Gak rugi dehhhh...

Sepenggal percakapan ketika Aisyah meminta Fahri menikahi Maria:




Aisyah : "Nikahilah Maria. Demi kebaikan kita semua. Di dalam darah Maria mengalir namamu. Dia membutuhkanmu untuk hidup. Dan bayi dalam kandunganku ini membutuhkan kekuatanmu untuk tumbuh." Fahri : "Tidak bisa. Karena kaulah satu-satunya jodoh yang dipilihkan Allah untukku."
Aisyah: "Jodoh adalah Rahasia Allah. Kita tidak akan pernah tau siapa sebenarnya jodoh kita."

nb: gw mesti ke 3 bioskop untuk nonton nih film. Buset penuh banget, lebih penuh dari film Jalangkung jaman dulu tea. padahal di 3 bioskop itu, film ini ditayangkan di lebih dari satu studio. bahkan ada yang menayangakan 3 studio sekaligus. Tapi, tetep aja ga kebagian tiket. N, akhirnya gw nonton keesokan harinya. Itu pun gw harus brangkat pagi2 dr rumah n dapet kursi di tiga baris pertama. Pegel doooonggg.....

1 comment:

dee said...

gue dah nntn.. bagus, sedih, terharu.. hikshiks.. kalo gue, mana mau dipoligami. emang pilihan yg sulit ya