Monday, April 23, 2007

D power of praying is AMAZING

kala kita bingung, kesel, marah, sedih, putus asa ampe putus cinta, biasanya kita ingin teriak. Pertanyaan seperti kenapa begini, kenapa begitu sering muncul. kalau udah begitu, ngapa2in aja rasanya ge enak. Jangankan ngantor, bangun dari tempat tidur aja males banget.
Hidup atau la vie (prancis), La vita (italia), Life (Inggris), memang tak pernah lepas dari yang namanya masalah. Kalau dah ngadepin masalah, semua rasa bercampur aduk. Manis, asem, asin deh (kayak tagline perman Nano Nano). Bahkan, terkadang tindakan ekstrim terpikir.
Tapi ada satu solusi di tengah kehidupan yang full of problem itu, BERDOA. kenapa? karena D power of praying is amazing. Segala kesedihan, kegalauan, dan kebingungan akan sirna. Syartnya, jangan ngoyo. kalau kita belum mendapatkan apa yg kita inginkan dan semuanya seakan berjalan di luar kehendak kita, pasrahkan semua kepada 4JJ dan bersabarlah. Ingat, hanya Dia yang Maha tahu yang terbaik buat hambanya...

Jaga Kemanusiawian...

STAGNAN... duh kata itu bikin sumpek deh. Pernah gak sih ngerasa bosen? saban hari ngerjain ntu2 aja. Bangun pagi, sarapan, ke kantor, pulang, makan malem, tidur, bangun lagi, ke kantor lagi, itu2 mulu yang dikerjain. Gileeee... hidup dah kayak robot aja ya. udah terprogram. Saking rutinnya, kita bisa ngelakuin semuanya sambil merem.
Dulu, waktu di jaman kuliah, ada dosen gw yang ngomong: "ketika Anda-Anda sudah selesai dari sini, dan memasuki dunia kerja, saya cuma mau pesen satu hal: Jaga rasa kemanusiawian kalian. Jangan jadikan diri kalian seperti robot. Di dunia nyata, seringkali itulah yang terjadi, manusia kehilangan kemanusiawian mereka, dan akhirnya menjadi robot."
Dulu, gak kepikiran tuh bakal kayak robot. Kayaknya itu gak mungkin terjadi sama gw. Sekarang? gw bener2 dah ngerasa kaya robot, gw udah kehilangan kemanusiawian gw. Di kantor? Fuihhhhh, stagnan abisssss.... rasanya gw dah mentok banget. ga ada ruang lagi buat ngembangin diri. makanya, tiap pagi jadi maleeeeeesssssss banget ngantor. abis, ketemunya itu2 mulu. lama2 bosennya pooolllllll..... kayaknya gw mesti nyari kerjaan baru deh. ngerjain hal-hal baru gitu...
Di rumah? Nah, ini dia rasanya yang membuat gw sadar untuk tetap memiliki rasa kemanusiawian. Gimana engga? sekarang ini gw lagi nikmatin yang namanya hidup baru. kadang2 berantem juga sih, tapi tetep di siang hari kalo inget (berantem), pengen cepet2 pulang, ketemu sama suami tersayang... (tengkyu 4 make me feel this way, luv u...)
Lantas, apa sih yang membuat kita tetap manusiawi di tengah rutinitas? Masih berdasarkan perkataan dosen gw, ada beberapa cara. pertama, sering2 bersosialisasi sama orang2 di luar kantor (maksudnya temen SD, SMP, Kuliah, ato teman2 lainnya). Dua, sering baca2 buku, tapi jangan yg berat2 juga (jangan buku komputer dong yang dibaca. hehehe...). Misalnya, baca novel, mau romance, detektif, horor, apa aja deh, kalau bisa sih yg agak nyastra dikit. Jangan salah loh, buku2 sastra bisa bikin kita tetap manusiawi, karena bikin otak kanan dan perasaan nyeni kita berkembang. Trus, yang ketiga, nyalurin hobi. Mau olahraga kek, makan2 kek, nonton kek, apa aja deh. pokoknya bikin kita tetap hidup. Keempat, the most important thing, liburaaaannnnnn. Kalo bisa sih ke tempat yang super jauh dari tempat rutinitas kita. Kalo kita kerja di Jakarta, liburannya minimal ke Bandung lahhhh.... ini nih yang susah. selain susah ambil cuti di kantor, kantong kempes bisa jadi hambatan terbesar buat liburannnn....
Well, terakhir, pesen gw: Jaga kemanusiawiannnnn yaaaaaa..... kaya robot? Bah, apa kata dunia (gaya nagabonar, hehehe)

Friday, April 13, 2007

Rumput Tetangga Memang Selalu lebih Hijau

God, istilah rumput tetangga memang selalu lebih hijau memang bener kali yaaa....
Barusan gw baru liat blognya Aditya Mulya plus istrinya Ninit Yunita (kalo kalian mau liat, bisa buka www.suamigila.com n www.istribawel.com), gw baca2 artikelnya, gileeee.... what a perfect life. Kalo ga tau sapa Aditya Mulya n Ninit Yunita, keterlaluan banget deh. Mereka adalah pasangan penulis muda yang lagi hot di nusantara ini.
Mereka bisa disebut pasangan muda walo dah nikah selama 3 tahun, kehidupan mereka kayaknya bahagia bangettttt. dah sering jalan2 ke luar negeri, kehidupan mapan secara mereka penulis yg buku2nya selalu best seller, trus tambahan lagi mereka baru aja dikaruniain putra yang sumpah lucu abissssss..... kurang apa lagi coba.
Well, sebenernya kehidupan mereka ga perfect2 amat kali ya. Kita aja ngeliatnya seperti itu. mana ada sih sesuatu yang sempurna di dunia ini? ga mungkin mereka ga punya masalah kan? karena bukan hidup namanya kalo gak ketemu masalah. Di situ tantangan dan hambatan untuk menjadi orang yang lebih baik.
Kalo hidup kayak jalan tol mah ga ada enak2nya, yang ada boseeeennnnnnn. Buktinya, kalo mo ke Bandung mending lewat Cipularang ato lewat puncak? pastinya puncak dong. Meski berkelok2 yang kadang bikin kita pengen muntah, tapi banyak pemandangan indah yang membuat kita berpikir betapa maha kuasanya Sang Pencipta (itu juga kalo ga lagi macet. Kalo macet mah yang ada sumpah serapah yang keluar dari mulut kita)
Ketika gw baca blog mereka, gw sedikit ngiri. pengen deh punya kehidupan kayak gitu. Tapi, setelah dipikir2 Rumput Tetangga Memang Selalu Lebih Hijau. Sapa tau orang lain juga ngeliat kehidupan gw berpikir kalo hidup gw so perfect, padahal mah jauhhhhhh bangettttt dari yang namanya sempurna. Karena yang sempurna hanya 4JJ, bukankah begitu?

Wednesday, April 11, 2007

Smakkelijk Eten in Buitenzorg

Ruang makan yang menempati sebuah rumah kolonial di daerah elit kota Bogor ini ditata apik. Makanan yang disajikan pun bergaya kolonial Belanda, dari biefstuk, huzarensla, hingga kippei pastei. Kami pun bersantap dengan pelayanan ramah bagai meneer dan mevrouw!.
Belakangan ini Bogor memang mencatat perkembangan pesat di bidang kuliner. Mungkin karena bersaing dengan Bandung yang sudah makin dekat jaraknya dengan Jakarta. Gara-gara mampir di Pia Apple Pie yang ada di Jalan Pangrango sekadar untuk membeli seiris pie, tiba-tiba kami melihat sebuah rumah kolonial dengan lampu hias berkedip-kedip.
Pada banner yang ada di luar resto tertulis 'Met Liefde'- The old fashion way to treat your tongue. Ini dia! Karena menyandang nama Belanda, 'met liefde' yang artinya 'dengan cinta' kami yakin pastilah resto ini menawarkan makanan kolonial yang jarang ada di kota Bogor.
Dari depan, rumah kolonial yang dipakai sebagai resto ini terlihat ditata apik. Di bagian kiri, dilengkapi dengan kursi dan meja kayu dengan juntaian kain cokelat di atapnya sehingga bersuasana temaram. Sementara ruang utama terletak meja panjang, dan di ruang tamupun ditata beberapa kursi kayu jati. Tatanan ruang yang bersuasana rumah 'tempo doeloe' ini membuat kami merasa nyaman. Seolah kembali ke rumah nenek! Kamipun memutuskan duduk di sayap kiri bangunan belakang, tak jauh dari oven pizza.
Seperti dugaan kami, resto ini memang menawarkan hidangan Belanda atau kolonial. Tak berlebihan karena di jaman Belanda Bogor yang dikenal sebagai 'Buitenzorg' ini banyak dihuni oleh kaum elit Belanda terutama karena udaranya yang sejuk.
Di daftar menu tercantum Huzarensla, selada gaya Belanda, Erwten Soep alias sup kacang polong dan berbagai jenis sup kental lainnya. Untuk hidangan utama khas Belanda ada Met Liefde Fried Rice, Kippei Pastei, Sausage Met Liefde, Spiral Sausage, dan Spaghetti dan Fettucine Met Liefde. Pelayan membujuk kami untuk mencicipi hidangan Italia, aneka pasta dan pizza (yang dipanggang dengan tungku khusus), tetapi kami menolak. Rasanya lebih pas jika suasana kolonial dinikmati dengan huzarensla, Biefstuk tempo Doeloe dan Met Liefde Fried Rice.
Semangkuk huzarensla disajikan dalam piring cekung dengan alas lettuce. Warna ungu dari sausnya membuat bahan-bahan selada (mentimun, wortel, kentang, telur, bit dan nanas) nyaris tak terlihat. Saat menyentuh lidah, rasa sausnya lembut gurih dengan jejak rasa asam dan manis yang tak terlalu kuat. Hanya sayang dressing yang enak ini terlalu over sehingga agak terasa eneg. Coba saja dikurangi sedikit pasti rasanya lebih segar dan enak.
Tak berapa lama, biefstuk tempo doeloe pun berdesis disajikan di atas hot plate tanpa saus. Sepotong daging sapi berlumuran bumbu berwarna cokelat, dilengkapi setup buncis, wortel, jagung manis dan kentang goreng.
Pengolahan biefstuk gaya Belanda yang memakai cara direndam bumbu memang terbukti saat kami menggigit sepotong biefsteik ini. Tak ada rasa manis yang kuat dan sedikit lelehan mentega di sela-sela bumbu membuat biefstuk ini enak. Sayang sekali pada potongan ketiga, kami merasa bahwa daging sudah menjadi lebih kering dan liat (mungkin karena proses pemanasan dari hot plate).
Nasi goreng yang merupakan makanan lokal disajikan dengan sentuhan kolonial. Nasi dicetak dalam mangkuk lalu dibalut telur dadar dan disajikan dengan acar dan satai sapi. Nasi goreng versi putih dengan campuran kacang polong, wortel dan daging ayam tampil dengan rasa gurih yang seimbang. Sayang sekali kami hanya bisa mengakhir makan malam dengan segelas Sereh Ice Tea. Padahal, kami tergiur dengan Kippei Pastei dan Sausage Met Liefde yang dilengkapi dengan kentang dan keju berlelehan.
Sebelum pulang, kamipun menyempatkan diri melihat-lihat foto keluarga Moehede pemilik resto ini (termasuk Frans Moehede - Frans Lingua yang keren itu). Semua foto dilengkapi caption singkat tentang peristiwa dalam foto tersebut dan ditata apik di ruang tengah (ruang keluarga). Hampir semua furnitur dan barang-barang 'tempo doeloe' masih terawat bagus, mulai dari meja rias, meja panjang, meja kursi tamu, berbagai guci, hingga hiasan keramik dan tembaga. Agaknya nuasana kekeluargaan memang ingin ditonjolkan oleh pengelola resto ini. Malam makin larut, dan ...we moeten naar huis! Kami berjanji untuk mampir kembali lain kali, mencicipi sosis panggang yang erg lekker itu.
Met LiefdeJalan Pangrango No.16Telpon: 0251-338-909Jam Buka: 10.00 - 22.00 WIBHarga : Makanan Rp.16.000,00 - Rp.37.000,00 per porsi; minuman mulai Rp. 7.000,00

Wednesday, April 4, 2007

ku dedikasikan utk suamiku...

aku berjanji
mencintaimu seperi kuku jari
sebab aku tdk punya hati yg dapat
kutukar matahari

aku berjanji
mencintaimu seperi petani
sebab aku bkn air sungai yg mengalir
diantara padas dan pasir

sebab aku mencintaimu
meski
bukan matahari dan bukan air sungai
Kutulis puisi
karena puisiku nyanyian semesta
yg berkisah antara angan dan kenyataan

kutulis puisi saat lara
karena puisiku nyanyian rindu
yg mengubah duka menjadi tawa

kutulis puisi saat sepi
karena puisiku nyanyian hati
yg membasuh benci dgn matahari

kutulis puisi saat gembira
karena puisiku nyanyian bersama
yg hadir dalam parodi dan canda

Ketika aku kecil...

1. Waktu kecil nama panggilannya apa n kenapa?- teteh, ika
2. Film masa kecil yang paling disukai?- Taman Ria Safari (yang ada Puput Novelnya), Si unyil.
3Waktu kecil cita-citanya apa?- Pramugari, dokter, atlet bulutangkis (terinspirasi susi susanti tentunya), pengembara.. halah
4. Waktu kecil maenan yang paling disukai?- ayunan di pohon jambu, main ibu2an
5. Waktu kecil sering maennya sama siapa?- sendiri. ato sama ade gw n anak2 tetangga
6. Waktu kecil pernah ada kejadianmemalukan?- banyak. diketawain orang mulu.. tau knapa
7. Waktu kecil sering jatoh ga?- banget. babak belur tp ga pernah kapok
8. Waktu kecil nakal ga?- niatnya sih engga. ga tau knpa nyokap slalu manggil gw anak nakal
9. Waktu kecil paling suka makan apa?- Cireng n Cilok! beli di sekolaan.
10. Waktu kecil pernah sakit berat?- Sakit Kuning. mesti diopname di RS, mana mau Ebtanas lagi. Hiks, hiks
11. Waktu kecil punya pacar ga?- Pacar, No Way!!!
12. Waktu kecil punya banyak maenan gak??- punya tapi dicolongin anak tetangga mulu
13. Waktu kecil sering dihukum guru?- ga pernah. guru2 pd kasian, gw kan cengengnya amit2
14. Waktu kecil punya piaraan?- ga. ga boleh ma bokap :(
15. Waktu kecil pernah berantem?- Sering. saban hari tonjok2an ato cakar2an ama ade gw hehehe...
16. Waktu kecil paling sedih kalo ada kejadian apa?- liat bulan di malem hari (kacian sendirian, huhuhu)
17. Waktu kecil sering nangis?- uuhh... malu2in deh. di kelas dipanggil guru aja udh nangis, blm jg diapa2in :-P
18. Waktu kecil suka jajan apa aja disekolah?- semua yg enak2 dan murah2 di pinggirjalan itu, yg heaven only knows dibikinnya dr apa.. tp enak bgt sih
19. Waktu kecil sekolah di mana?- tk Kusuma Djaya, SD Gunung Batu I
20.Waktu kecil sering lalai buat PR?- ga. Tiap pulang sekolah langsung ngerjain PR sambil ditongkrongin nyokap :D
21. Paling seneng hatinya kalo lagi apa?- main di luar rumah, manjat pohon, manjat atep, makan rujak main petak umpet,
22. Pernah mimpin suatu regu?- ga dong. gw kan ga punya rasa tanggungjawab dan ga peduli ma orang lain.
23. Pernah bolos gak?- ga. Ga boleh ama ortu
24. Mata pelajaran yg disenengin?- olah raga
25. Kalo yg paling sering dapet merah?- Basa Sunda (hahaha, walopun org Bgr tapi gue ga bisa basa sunda)
26. Guru yang ngga pernah lupa waktu SD?- Pak Budi, guru olahraga paling Tophhhh
27. Kalo mau balik lagi ke masa kecil,mau apa?- mau lebih banyak main dan makan
28. Apa yg dulu ada, skrg gak ada?- the absence of responsibility of being an adult. sekarang nyesek2in.

Tuesday, April 3, 2007

Kenapa orang sulit melupakan cinta pertama

Jawabannya sederhana, cinta pertama bukanlah cinta yang hadir dalam kehidupan nyata. Kenapa begitu? Sebab jarang sekali orang yang menikahi cinta pertamanya. Biasanya cinta pertama itu hadir tatkala kita masih duduk di bangku sekolah, ada yang di SMP, SMA, bahkan anak SD pun ngaku-ngaku sudah mengenal cinta. Cinta yang hadir ketika kita hidup tanpa beban biasanya terasa sangat indah. Rasanya kita dibuai mimpi. Istilahnya, kotoran ayam pun terasa bagai coklat. Seiring bertambah usia, beban hidup pun semakin berat. Cinta tidak seindah itu lagi kan? Apalagi ketika kita sudah menikah, satu kata yang namanya cinta itu benar-benar diuji. Pada saat itulah cinta benar-benar berada dalam kehidupan nyata.
So, kalo ada orang bilang tidak bisa melupakan cinta pertamanya, bukan berarti cinta itu jauh lebih dalam dari cintanya yang sekarang. Tapi karena cinta pertama adalah cinta yang dibuai mimpi. Kesimpulannya, jangan cemburu sama cinta pertama yaaaaaa.....