Wednesday, December 26, 2007

Busway lagi

Barusan baca detikforum. Ada pembahasan tentang busway. Di forum itu ada yang pro dan kontra, lebih banyak yang kontra sebenernya. Memang sih di belakang pembangunan Trans Jakarta banyak skandalnya. ga usah gw sebutin juga dah pada tau kali ye.

Sesungguhnya niat pemprov DKI bangun Trans Jakarta oke lohhh. Yakni, mencari alternatif transportasi umum yang aman, nyaman, cepat dan terjangkau. Gw sendiri secara pribadi seneng kalo naek busway mesti harus berdiri, dibanding gue harus naek metromini ato bus patas yang meskipun ber AC tetep bau solar n bau keringet. Tapi, memang rencana ini tidak disusun dengan matang. Jadi, banyak muncul gesekan antara kepentingan-kepentingan. Misalnya, sebelum jalur busway dibangun, jalannya dilebarin dulu. Ato jalan yg memang ga bisa dilebarin, ya jangan bikin jalur di situ. Terus, sebelum pembangunan dijalankan sosialisasikan dulu kepada masyarakat. Jangan maen patok2 aja, namanya juga jalan umum. Kemudian, reorganisasi lagi perusahaan tranportasi umum di Jakarta, entah itu Kopaja, Metromini, Patas, dll (misalnya dilakukan merger diantara perusahaan-perusahaan itu). Supaya kendaraan umum yang hadir di Jakarta tidak nambah banyak. Di situ ada jalur busway, di situ pula banyak bus-bus laen. Menurut gw sih percuma, malah nambah volume kendaraan aja.

Tapi, kalau ingin membuat Jakarta bebas macet seperti di Malaysia atau Singapura, jangan hanya dibebankan pada pemerintah doang. Akuin aja, supir2 di sini kan rata-rata tidak mematuhi peraturan. Itu juga yang mesti diberesin. Mungkin SIM jangan terlalu gampang dikeluarkan kaya sekarang. Hanya orang2 yang kira2 bakal menataati peraturan aja yang dikasih SIM. Kemudian, seperti yang kita tahu, biang kerok kemacetan ini adalah volume kendaraan yang sudah tidak memungkinkan ditampung oleh luasnya jalanan di Ibukota ini. So, sebetulnya, mau tidak mau, suka atau tidak suka, kendaraannya yang harus dikurangi. Gimana caranya tergantung sama pemerintah.

Sayangnya, masih banyak orang yang gengsi kalo naek angkutan umum. Ga usah ngomongin level direktur or pejabat deh. Memang kalo para pejabat pemda itu mau menyontohkan brangkat ke kantor naek busway, akan lebih baik. Tapi, toh level mereka pejabat yang notabene dikasih fasilitas mobil. Yg gw sayangkan, makin banyak orang Jakarta yang lebih seneng naek mobil pribadi meskipun kena macet. Bayangkan saja sekarang anak SMA pun ikut-ikutan bawa mobil sendiri. ck..ck..ck. Kalau satu keluarga, cuma bapaknya doang yg bawa mobil, sementara anak2nya pake transportasi umum, berapa banyak jumlah mobil yang bisa dikurangi.

Orang-orang itu biasanya lebih memilih bermacet2 ria dan tua di jalan asal di dalem mobilnya sendiri dengan penuh kenyamanan. Harus diakui, busway memang belum sempurna, but menurut gw kalo masyarakat sadar dan mau menggunakan transportasi umum, fasilitas busway MUNGKIN akan lebih disempurnakan lagi. Gue pernah denger ada temen yang ngomong, "Masa dah pake dasi n bawa laptop naek busway. Yang bener aja!" Nah, mental orang2 seperti inilah yang harus diperbaiki. Gengsi mereka terlalu besar untuk naek transportasi umum. Banyak orang yang merasa lebih keren kalo bawa mobil. Gue sering liat kok ada orang pake dasi n bawa laptop naek busway di daerah Sudirman-Thamrin-Kuningan. Tapi, itu memang pilihan orang sih. Kita tidak bisa memaksa. Mungkin memang mobil pribadi jauh lebih nyaman dibanding transportasi umum, meskipun transportasi umumnya dibuat senyaman mungkin. Yah yang pasti, memang dibutuhkan kerja keras n kesadaran dari berbagai pihak untuk mewujudkan Jakarta bebas macet

2 comments:

dee said...

wah saya juga menulis sol ini...

dee said...

soal mksunya.. hihihih, bukan sol