Monday, January 28, 2008

Selamat Jalan Pak Harto


Innalillahi wa Innalillahi Roji'un....

Tanggal 27 Januari 2008, pukul 13.10 WIB, telah berpulang ke Rahmatullah Bapak H.M Soeharto.

Setelah 24 hari dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jaksel, dan setelah mengalami kondisi yang turun naik, akhirnya Pak Harto dipanggil oleh Allah SWT.

Lega. Itu yang gue rasain setelah mendengar berita meninggalnya Pak Harto. Sebab, gue kasian melihat kondisinya selama seminggu yang Mati Segan Hidup Tak Mau. Mudah2an amal ibadah Beliau diterima Allah SWT dan dimaafkan semua dosa dan kekhilafannya.

Selama prosesi pemakamannya kemaren, banyak orang yang memuja sekaligus menghujat Beliau. Siapa yang tidak ingat dengan kekejaman Beliau selama memimpin yang menghilangkan banyak nyawa. Siapa yang tidak ingat angka rupiah yang dikeruknya dari negara untuk membangun dinasti Cendana. Namun, meski bagaimanapun, suka ato tidak suka, terima ato tidak terima, tanpa tangan Beliau, Indonesia tidak akan pernah ada. Pak Hartolah yang mengangkat bangsa ini dari keterpurukan pada akhir masa orde lama. Beliau jugalah yang membangun infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan fondasi ekonomi bangsa ini. Meski diakui, Pak Harto memang sangat berjasa bagi Indonesia. Dan sudah sepatutnyalah kita berterima kasih kepada Bapak Pembangunan ini.

Namun, apakah kita harus memaafkan kesalahan beliau di masa lalu? Memaafkan ya, melupakan tidak. Meski bagaimanapun, kasusunya harus tetap diusut dan disidangkan di lembaga peradilan. Bukankah soeharto tidak bergerak sendiri. Pati ada kroni-kroninya. Nah, ini yang harus diusut sampai tuntas. Dan harta yang diambil dari negara harus dikembalikan kepada rakyat.

Memang setelah lengser dari tahta tertinggi, Pak Harto memang dirundung banyak masalah. Dari mulai masalah hukum, kesehatan hingga keluarga. Dinasti yang dibangunnya bertahun-tahun perlahan tapi pasti mulai runtuh. Sigit dan Mba Tutut terkait masalah hukum, Tomi terlibat pembunuhan, dan Bambang ga abis2nya diberitakan tentang perselingkuhannya dengan Mayangsari. Di hari tuanya, sepertinya Pak Harto tidak bisa beristirahat dengan tenang.
Kasihan, tokoh besar ini harus terus mengundang kontroversi sampai akhir hayatnya. Tapi, marilah kita memaafkan beliau supaya jalan beliau di alam sana lapang. Mekipun, sekali lagi, kita jangan pula melupakan kesalahan dan kekhilafan beliau selama di dunia.




No comments: