Wednesday, December 24, 2008

Selamat Hari Ibu

"Selamat hari ibu ya Mah...." ucapan suami di suatu malam tgl 22 Desember lalu.

Terharu banget ngedengernya, karena ga terasa sudah jadi ibu. Kayaknya baru kemaren bercupu2 ria dgn seragam putih abu ato nongkrong2 ga jelas di kantin kampus. He....

Ibu? Kata itu begitu bermakna bagi setiap orang. Pengorbanannya tanpa pamrih untuk mengandung, melahirkan, merawat, mendidik dan mendampingi anak-anaknya sampai kapan pun meski dia sudah berkeluarga. Ibu? kata itu selalu membuat gw iri. Dari sejak SMP kelas 1, ketika ibunda yang telah melahirkan gw dipanggil Allah SWT, sampai sekarang, gw selalu iri kalo temen2 lagi cerita soal ibunya. Ada yang berantem terus (she don't know how lucky she is), ada yang sering belanja bareng, ada yang curhat-curhatan melulu, sampai ada yang hang out bareng sama ibu-ibunya

Boleh dikatakan sejak ibunda meninggal, pondasi keluarga hancur lebur. Mungkin tanpa kita sadari ternyata ibundalah jantung keluarga. Maka ketika beliau tiada, keluarga itu mati. Tidak ada kedekatan yang mendalam antara anak dan orang tua. Kami masing2 menjalani hidup sendiri-sendiri, tidak ada yang peduli satu sama lain. Kami saling menyayangi tentunya, tapi rasanya semakin hari semakin sulit untuk memperlihatkan kasih sayang itu tanpa kehadiran ibunda.

Sebetulnya, sejak kelas 2 SMP gw dibesarkan oleh seorang wanita yang baik yang dinikahi oleh papah. Dia memang baik, tetapi entah kenapa sudah ada lubang besar di hati yang ga mungkin diisi oleh siapapun. Gw sangat menghargai wanita yg telah membesarkan gw ini meskipun secara batin gw ga bisa dekat sama dia. Gw selalu menganggap dia sebagai ibu kandung, tapi darah tidak mungkin berbohong. Tidak ada ikatan yang nyata antara gw dan dia.

Ketika ibunda meninggal, gw tidak hanya kehilangan seorang ibu, tapi kehilangan tempat curhat, kehilangan tempat bersandar dan melepas lelah, kehilangan seorang sahabat, kehilangan seorang motivator. Gw seakan berjalan sendiri. Enak tidak enak, ditelan sendiri. Susah senang dialami sendiri. Lelah? Begitulah yang gw rasakan selama 14 tahun. Ingin rasanya tidur dibuaian ibunda lagi, ingin rasanya mencium harum rambutnya lagi, ingin rasanya melihat senyumnya lagi, ingin rasanya menangis dipelukannya, ingin rasanya beberbagi cerita tentang semuanya. Tapi, yang bisa gw lihat hanya tempat kosong di dalam hati. Entah kapan gw bisa memeluk dia dan berkata, "Mah, ika dah punya anak. Ika dah jadi mamah..."

So temans... jadikanlah hari ibu ini menjadi momen spesial bagi setiap ibu di dunia. Karena kita tidak bisa membayangkan kehampaan hidup tanpa seorang ibu sampai kita merasakannya sendiri. So, love her before its to late...

2 comments:

avrie said...

ka...posisi nyokap kan skrg dah tergantikan ma suami ya...tempat curhat, sahabat, motivator dan sparing partner buat berantem...hehehehe
gw jg sedih kayak lu ka, cma bedanya g ga punya sodara kandung...dan ga pernah merasakan kehangatan hub dg sodara kandung...
tempat curhat, tempat berbgi, temen berantem jg....lucu kali ya...
posisi itu sedikit tergantikan si ma ogi...dia temen berantem yg paling oke deh ....hahahaha....
selamat hr ibu ya........

ika said...

iya sih mba. tapi, betenya kalo gi berantem sama suami ga bisa curhat ke sapa2. paling ke elu doang. kalo ada nyokap kan bisa curhat ke dia. he...