Sunday, January 4, 2009

Diuap Yuk...

Seminggu kemaren dika batuk pilek. Awalnya karena tertular ibunya yang juga lagi flu, he.... Biasanya dikasih balsem Transpulmin selama 3 hari, batuk n pilek dika langsung sembuh. Tapi, kemaren transpulmin tidak mempan. Ditambah dika jalan2 ke bandung yang udaranya dingin. So, semakin parahlah flunya.

Hidung Dika meler. Untungnya gw punya alat penyedot ingus (gw ga bisa nyedot langsung kaya ibu2 jaman dulu). Alhamdulillah, sangat membantu mengeluarkan ingus Dika sehingga dia bisa bernapas dengan lega. Yang parah batuknya, karena anak bayi belum bisa mengeluarkan dahak sendiri, maka dahak dika mengental. Akhirnya sepulang dari bandung kita bawa ke dokter. Kata dokter lendirnya banyak banget, jadi selain dikasih obat untuk mengencerkan lendir, dika juga harus diuap alias difisioterapi. O, iya Dika juga dikasih obat tetes hidung n antibiotik. Tapi antibiotiknya ga gw kasih soalnya ga demam juga. Kasian kecil2 dah dikasih antibiotik.

Dika 2 kali difisioterapi selama 2 hari. Selama prosesnya, dika ga nangis padahal bayi sebelum dia yang juga difisiterapi nangis kenceng banget. Dika malah ketawa2 sama susternya. Heran... tuh anak emang susah banget nangisnya. Akhirnya, sama suster dibikin nangis, keteknya dicubit. Katanya, anak lebih baik nangis kalo gi difisioterapi. Dengan menagis, napas dia lebih panjang. Dengan napas panjang, uap yang diambil semakin banyak. Gitu...

Setelah difisioterapi, dika sempet muntah meski ga banyak. Kata susternya itu wajar. Dahak keluar dengan 2 cara. Pertama, lewat muntahan. Kedua, lewat sistem pencernaan alias eek. Berhasil, selain muntah di dua hari itu dika eek 4x. Haha... padahal biasanya dika eek du hari sekali. Sekarang, dika udah sembuh setalah 3 hari minum obat.

1 comment:

memez MJ said...

ass.mba,anak q lg batuk pilek,umurny br 4 bl,gmn cara nguapi nya?