Wednesday, July 16, 2008

Dede 34 Minggu

Kemaren cek up lagi ke dr.Didi sekalian konsultasi tentang rasa gatal2 yang makin tak tertahankan.

Perkembangan Dede: berat sudah mencapai 2350 gram. Hampir nambah 1000 gram alias 1 kg dari 3 minggu lalu. Semuanya normal, pokoknya tambah gede aja. O, iya dr.Didi nunjukin rambut dede. Hihi.. ternyata dede udah punya rambut. padahal gw sempet khawatir ga ada rambutnya. Soalnya, waktu lahir dl bapak ibunya juga tidak berambut. Alhamdulillah, rambut dede sepertinya banyak soalnya mengapung-apung di air ketuban. Waktu diliat di USG, kerjaan dede nguap melulu. Mungkin karena dah malem juga sekitar jam 21.30 WIB. tapi meski ngantukkk.... Teuteup ga mau diem. Gerak2 terusssss. sama kayak bapaknya, teu daek cicing :p Alhamdulillah... semuanya oke termasuk posisi kepala yg sudah pada tempatnya kalo mo lahir normal.

Perkembangan ibu: naek 1 kilo dari 3 minggu lalu jadi 66,5 kg. Yah... lebih kurang udah naek 14,5 kg dari sebelum hamil. Gatal2 semakin parah... dah kena perut juga. Sama dr. Didi dikasih salep sama CTM. Yup, CTM!! kenapa ga kepikiran beli obat itu ya? CTM kan obat gatel2 n alergi. Minumnya langsung sekali 2, mungkin karena dah parah. Malemnya.. alhmadulillah bisa tidur nyenyak. meski masih sedikit itchi... tapi masih bisa ditahan. Mudah2an rasa gatalnya bisa bener2 ilang (Amin...).

Semakin tua kandungan rasanya semakin pengen cepet2 nimang dede. Mudah2an semuanya lancar. Aminnn.... Sing bagja nya anaking.

Sunday, July 13, 2008

Gatal-Gatal!!!!


Memasuki minggu2 terakhir kehamilan, rasa gatal2 semakin menyerang. Mana sekarang pake perih karena lecet. Mungkin karena gw garuk. Tadinya gw tahan ga garuk. Tapi.. booooo gatalllllnnnnyyyyaaaa, ga tahannnnn... sampe ga bisa tidur. Stress deh! kasian dede kalo ibunya stress gini. Udah pake bedak purol tapi kok malah tambah parah ya. Semakin menyebar. Untungnya hari rabu ini, gw ke dr. Didi lagi. Mau konsultasi ama dia aja ah. Mudah2an ada solusinya tanpa harus minum antibiotik.


Saking stresnya gw browsing2 di internet tentang gatal2 di kulit ini. Ternyata hormonal. Gatal2 emang wajar ketika hamil, terutama di sekitar perut. Masalahnya... gw di seluruh badan. Hi.... Nemu juga nih artikel bagus tentang problema kulit selama hamil. Gw masuk juga ke forum diskusi. Ternyata... banyak juga ibu hamil yang ngalamin gatal2 kaya gw. Agak lega dikit. Banyak ibu2 yg bilang: "Biasanya gatal2 diseluruh tubuh itu muncul pada kehamilan pertama dan anaknya laki2." Cocok banget kayaknya....



PROBLEM KULIT SEMASA HAMIL
Tak perlu khawatir, Bu. Toh, problem kulit saat hamil sifatnya ringan saja. Bahkan seringkali bisa menghilang sendiri setelah melahirkan. Bisa dipastikan hampir semua Ibu hamil mengalami kelainan kulit, entah sekadar gatal sampai garis-garis coklat memanjang di sekitar perut.

Menurut dr. Hasnah Siregar, Sp.OG kelainan kulit yang terjadi semasa hamil bisa disebabkan berbagai faktor. “Bisa karena hormonal, adanya peregangan kulit karena tubuh bertambah gemuk dan membesar, atau metabolisme tubuh yang meningkat,” terang ahli kebidanan dan kandungan dari RSIA Hermina Jatinegara.

Hal senada diungkapkan dr. Erni Bachtiar, Sp.KK dari rumah sakit yang sama, semua kelainan kulit semasa kehamilan pada dasarnya disebabkan perubahan hormon. “Terutama masalah keseimbangan hormon estrogen dan progesteron.” Justru karena perubahan hormonal inilah maka maka dapat timbul pruritus .
(gatal-gatal), hiperpigmentasi (flek-flek warna kehitaman), dan terkadang timbul jamur pada lipatan-lipatan tubuh karena membesarnya tubuh, seperti pada lipatan di bawah payudara, perut, dan juga lipatan tubuh seperti selangkangan dan sebagainya.

Karena penyebabnya lebih pada masalah hormonal, maka ada wanita yang bermasalah dengan kulitnya dan ada pula yang tak bermasalah. “Jadi memang sifatnya sangat individual,” terang Hasnah.
Namun, jelas Hasnah dan Erni senada, kelainan kulit saat hamil umumnya terjadi pada lapisan yang superfisial atau pada lapisan epidermis kulit. Umumnya juga tak terlalu berbahaya, baik buat ibu dan janin, cuma terlihat jelek saja di kulit. (Alhamdulillah)

Hanya saja, pemakaian obat-obatan harus tetap berhati-hati. Jangan yang bisa menimbulkan dampak pada janin, seperti kelahiran dini, keguguran, pertumbuhan terhambat, atau bayi lahir meninggal. Nah, keluhan kulit apa saja yang sering muncul saat hamil? Kita ikuti bahasan berikut:

* Rasa Gatal

Paling sering dialami dan cukup mengganggu karena ibu hamil menjadi tak bisa tidur lelap, atau tak bisa melakukan aktivitas dengan baik. Terlebih lagi, gatal-gatal dapat timbul pada usia kehamilan berapapun. “Biasanya dimulai pada trimester pertama dan sering timbul di daerah badan, seperti perut. Namun kadang juga menjalar ke seluruh tubuh,” jelas Erni.

Gatal semasa hamil juga kerap muncul pada ibu yang berbakat alergi yang disebut pruritus urticaria. “Kulit akan tampak seperti biduran, bentol-bentol berwarna kemerahan, dari yang kecil sampai yang besar,” terang Hasnah. Nah, rasa gatal ini akan lebih parah bila digaruk. “Di kulit akan timbul seperti berair atau bernanah dan berbau. Juga bila pada luka bekas garukan masuk kuman bisa menyebabkan infeksi sekunder.” Itulah mengapa, saat gatal, sebaiknya tak usah digaruk karena bisa timbul luka-luka kecil. “Untuk mengatasinya, olesi saja krim anti gatal,” saran Hasnah.

(kayaknya ini yang terjadi sama gw..)

Bila gatal-gatal ini timbul karena faktor alergi sebaiknya ibu hamil menjauhkan dari alergennya (faktor pencetus), misalnya, udang, kepiting, atau jenis ikan lain. “Ibu tidak perlu khawatir tidak akan memperoleh asupan protein. Toh, makanan yang mengandung protein tidak melulu makanan-makanan yang mencetuskan alergi tersebut.” Nah, protein yang tak bisa dikonsumsi ini dapat diganti dengan makanan lain, seperti daging sapi, ayam, atau telur.

* Flek-Flek Kehitaman

Pengaruh hormonal juga membuat kulit tampak berwarna lebih gelap atau pekat dari warna sekitarnya yang disebut hiperpigmentasi yang juga dikenal dengan istilah cholasma gravidarum. Munculnya tak tentu, ada yang di trimester awal, ada pula yang baru muncul pada trimester berikutnya. “Kelainan kulit ini tak terlalu berbahaya, kok. Hanya saja kulit jadi terlihat jelek. Ada yang bisa menghilang dengan sendirinya seusai melahirkan. Ada pula yang meninggalkan bekas,” kata Erni.

Flek kehitaman paling banyak dijumpai pada bagian perut berupa striae nigra (garis-garis berwarna kecokelatan). Setelah melahirkan berubah menjadi striae alba (berwarna putih). “Tanda inilah yang bisa menjadi ciri bahwa wanita tersebut pernah melahirkan,” jelas Hasnah.

Jika hiperpigmentasi terjadi pada kehamilan pertama, tambah Erni sambil melanjutkan, “bisa jadi pada kehamilan berikutnya akan muncul kembali.” Sayangnya, sampai sekarang belum ada upaya paling manjur untuk mencegah hiperpigmentasi. Nah, pada hiperpigmentasi yang menetap, maka perlu perawatan khusus setelah melahirkan; dengan menjaga kelembaban dan kelenturan kulit agar tak berakibat parah.

* Jamur

Kenaikan berat badan saat hamil menjadi salah satu faktor timbulnya candidiasis cutis (jamur kulit), tampak kemerahan, berbau, dan mengeluarkan cairan, serta menyebabkan rasa gatal. Hal ini bisa mengakibatkan infeksi sekunder. “Apalagi bila kondisi ibu sedang tak baik, gizinya kurang baik, mempunyai bakat alergi yang besar, dan tak memperhatikan faktor kebersihan, misalnya, sembarangan menggaruk dalam keadaan tangan kotor,” jelas Hasnah.

Pengaruh hormonal juga menyebabkan jamur kulit dapat tumbuh subur. Jika tak diobati, maka pada waktu melahirkan di jalan lahir bisa ada jamur dan bayi pun dapat terinfeksi. Kelainan kulit berupa jamur juga muncul karena masalah metabolisme, misalnya, ibu hamil penderita diabetes. Karena itu, terang Hasnah, sebaiknya kenaikan berat badan jangan terlalu berlebihan. Dengan demikian, lipatan-lipatan pada tubuhnya tak bertambah banyak.

Jamur pun dapat tumbuh karena keputihan. Memang selama tidak berbau dan menimbulkan gatal, wajar bila seorang wanita mengalami keputihan. Tapi, saat hamil seringkali cairan ini keluarnya lebih banyak sehingga menimbulkan gatal. “Nah, bisa timbul infeksi di daerah luar kemaluan bila digaruk,” terang Erni.

Karena itu, saran Erni, sebaiknya ibu terbuka pada dokter yang menangani agar ditangani lebih dini. “Kalau tidak bisa timbul komplikasi yang lebih parah, misalnya, kelamin luar akan rusak atau mengarah pada keganasan,” tambah Hasnah.

* Jerawat

Adakalanya justru menghilang saat hamil. Tapi, bisa juga malah bertambah parah. “Pada wanita yang berbakat jerawat karena hormonal, maka jerawat yang muncul dapat lebih hebat lagi.” Kendati demikian, sebaiknya jerawat itu tidak di”utak-atik”. “Hanya harus lebih rajin membersihkan muka dengan sabun bayi atau pembersih,” saran Hasnah.

Bila sampai memerlukan pengobatan, sebaiknya cukup obat-obatan dari luar saja tanpa obat minum. Biar dioles, harus hati-hati juga, lo. “Krem yang mengandung kortikosteroid tidak boleh digunakan dalam waktu yang lama. Kendati cuma sedikit, tetap ada penyerapan secara intens,” jelas Erni.

* Herpes

Ada berbagai jenis herpes yang bisa timbul saat hamil; herpes zoster, herpes simpleks I dan II. Herpes zoster semacam cacar air, tapi menyerang anggota badan; hanya di bagian tubuh sebelah kiri atau kanan saja. “Gejalanya muncul rasa perih dan panas di daerah kulit yang akan timbul bintik-bintik merah dan berair dalam jumlah banyak, sesuai dengan persarafan kulit. Penularannya melalui kulit penderita atau lewat udara karena mengobrol, misalnya,” jelas Erni.

Herpes simpleks I menyerang daerah pinggang ke atas. Sedangkan Simpleks II menyerang pinggang ke bawah, kebanyakan pada daerah kelamin. “Biasanya karena hubungan seksual. Gejalanya sama seperti tipe I, tapi lebih sering kambuhnya.”

* Andeng-andeng

Karena faktor hormonal semasa kehamilan, maka tahi lalat yang sudah ada pada wanita hamil dapat terangsang dan kemudian membesar.
Bentuk yang membesar dengan warna yang lebih gelap ini dapat mengarah pada keganasan, seperti tumor atau melanoma (kanker kulit). “Cuma kelainan kulit ini jarang sekali terjadi,” terang Hasnah.

* Dermatoisitis

Merupakan radang kulit yang melibatkan jaringan ototnya sehingga lebih dalam dari lapisan kulit luarnya. “Semua tulang dan anggota geraknya pun akan terasa sakit.” Biasanya manifestasinya pada kulit; tampak merah, terasa gatal, dan ada sekunder infeksi berupa nanah.

Monday, July 7, 2008

Moment of My Life...

Apa sih yang paling mengharukan ketika proses ijab kabul pernikahan? Mungkin ada yang jawab ketika calon suami kita melafalkan ucapan ijab kabul tersebut. Atau ada juga yang jawab ketika sungkem ke orang tua. Buat gw, moment yang paling mengharukan adalah ketika gw minta ijin ke Papah. Sedih bangetttt...

Tanggal 6 Juli 2008, one of my bestfriends nikah. Waktu minta ijin, dia ga bisa berkata2. Nangis terus. Yang laen jadi ikutan terharu. Gw merasakan apa yang sedang dialami temen gw itu. Meski gw masih berkata2 tapi rasanya dada ini sesak banget. Gimana engga? Selama 25 tahun, hidup gw merupakan tanggung jawab Papah. Segala perbuatan yang gw lakukan, 100% tanggung jawab Ayah. Selama 25 tahun, gw bikin Ayah kesel, khawatir, bete, stres... Pada detik itu gw dah bukan lagi tanggung jawab Papah. Gw bakal menempuh hidup di mana gw bukan lagi sepenuhnya milik Papah tapi milik Suami. Gw bakal menempuh hidup di mana gw harus menomorsatukan suami padahal selama 25 tahun hanya Papah laki-laki yang berada di prioritas pertama. Huhu... sedih...



Itulah yang harus dialami anak perempuan dan Ayahnya. Masing-masing harus saling melepaskan. Papah juga kayaknya waktu itu sedih banget. Terbukti dari ucapannya yang tersendat-sendat ketika memberi ijin dan ketika ijab kabul. Sampai sedihnya, ucapan ijab kabul itu harus diulang padahal misua cuma sekali.

Intinya... “Makasih Papah. Tanpa Papah, Ika tidak akan seperti ini. Dibalik segala kekurangan, Papah adalah Ayah Terbaik yang Ika miliki. Maapkan kalau selama ini sering ngeselin. Luv U so Much...”

Sunday, July 6, 2008

Ragunan: Kebon Binatang Ato Kebun Non Binatang?

Kalau ditanya paling sering jalan-jalan ke mana kalo liburan, jawabannya adalah Kebon Binatang Ragunan. Yup.. sejak kecil ato semenjak bisa mengingat, gw emang paling sering mengunjungi Taman Margasatwa itu. Entah kenapa, ortu suka banget ngajak anak-anaknya melihat-melihat binatang. Mungkin selain harga murah dan jarak yang gak terlalu jauh dari bogor, Kebon Binatang juga mengandung unsur edukasi yang tinggi. Anak-anak bisa mengenal dan melihat binatang dari dekat, gak cuma di TV. Karena itu, Kebon Binatang masih jadi tujuan utama wisata keluarga terutama bagi ortu yang masih punya anak kecil.

Hari Sabtu kemaren, gw pergi ke Kebon Binatang. Terakhir ke sana, udah lama banget. Kira-kira 12 tahun lalu. Lama banget ya? Ck..ck..ck... Udah bosen sih, abis keseringan. Kemaren juga bukan sekonyong-konyong kangen ama Kebon Binatang, tapi karena ada ade2 gw dari Bogor lagi pada liburan sekolah di Ciledug. Bingung mo dibawa ke mana. Kasian mereka ga jalan2 padahal dah nginep seminggu. Tadinya mo ke PRJ tapi jauh. Mo ke dufan.. jauh dan mahal. Mo diajak berenang... moso cuma berenang doang. Tadinya mo ke Waterpark di Karawaci, tapi mahal juga boooo. Akhirnya diputuskan untuk ke Kebon Binatang. Alasannya? Apalagi kalo bukan dekat dan murah. He...


Sesampainya di Kebon Binatang Ragunan, lautan manusia sudah menyambut. Penuhhh bangetttt (liburan sekolah-red). Pertama, kita kunjungi kandang gajah. Tapi kok cuma ada dua ya... kandang yang laen kosong. Kedua, ke kandang Jerapah. Kok cuma ada satu. Kemudian Kandang zebra, kok kecil2?
Setelah muter2 selama 3 jam lebih, gw kembali ke parkiran dengan perasaan kecewa. Dibanding 12 tahun lalu, Kebon Binatang saat ini lebih mengecewakan. Kandang2nya banyak yang kosong. Binatangnya juga makin sedikit. Dulu, di satu kandang bisa ada 3-4 binatang. Tapi.. sekarang? Ada dua aja sudah lumayan. Selain itu, banyak binatang2 yang ngumpet ato tidur. Kan ga menarik diliat. Mungkin stres kali ya... soalnya bising banget. Alhasil, kaki pegel sia-sia. Udah jauh2 jalan, niatnya pengen liat singa. Eh... kandangnya malah kosong. Menyebalkannnnn!!!!


Ada apa ya? Kenapa Kebon Binatang Ragunan ga semenarik dulu? Apakah sudah banyak binatang yang mati? Tapi... itu kan alamiah, seharusnya pengelola sudah mengantisipasi hal itu dengan melakukan regenarasi. Jenisnya juga semakin berkurang. Kalau dulu... harimau aja ada beberapa jenis. Sekarang cuma ada 2 jenis. Sedih banget ngeliatnya. Kurang dana kali ya. Seperti biasa...

Wednesday, July 2, 2008

Selamat Ulang Tahun


1 Juli 2008


Selamat Ulang Tahun Yang ke 32


Selamat Ulang Tahun Sayang...Maap kemaren malah ngerepotin aa, bukannya ngasih kesenangan ya. He...Pokoknya... selamat ulang tahun. Moga2 Allah SWT selalu memberikan semua Yang Terbaik buat aa dan keluarga kita (Amieennnn...)Ika ga bisa ngasih apa2 cuma cinta yang teramat sangat buat aa:


"Cintaku hanya seumpama kuku. Ia hanya seujung jari, tapi tumbuh perlahan-lahan, diam-diam dan terus menerus bertambah. Jika dipotong, ia akan tumbuh dan tumbuh lagi."

Tuesday, July 1, 2008

Tekanan Darah Rendah dan Kontrkasi

Minggu ini penuh dengan cobaan. Gara2 minum Amoxilin tekanan darah gw jadi rendah banget. Mungkin emang betul Amoxilin itu sangat aman dikonsumsi sama ibu hamil tapi mungkin kondisi badan gw emang ga tahan sama obat itu. Gw ga nanya sih ama dokter, tapi sehabis minum Amoxilin pasti badan gw lemes, ngantuk n keluar keringat dingin. Berarti badan gw emang nolak Amoxilin kannnn... Puncaknya pada hari jumat akhirnya gw pingsan. Lemes bangetttttt.... Akhirnya stop minum Amoxilin, istirahat, minum vitamin penambah darah n banyak2 makan ati.

Hari senen dah jauh lebih baik. Malamnya jalan ke Carrefour mau nyari kue tart buat temen2 kantor misua. Ngantri di kasir panjang pisan. Maklum, awal bulan, orang2 pada gajian. Lebih kurang stgh jam berdiri. Tepat pukul 00.00 WIB, tiba2 perut terasa mulas. Sakiiitttt bangettttt, pingganggg panas. Berasanya kaya org mau haid. Waduh... jangan kontraksi nih. Telp ke bdg, nanya kontraksi mo melahirkan itu seperti apa. Gw kan blom pernah melahirkan. Misua panik, orang2 di bdg panik. Misua bahkan dah bawa2 tas yang isinya perlengkapan lahiran. "Aa ambil mobil di kantor ya. Kita ke rumah sakit skg!" Haaahhhh... mo lahiran skg? Aduhhhh... jangan deh. blom waktunya.... Gw coba terapkan napas yang diajarin di DVD senam hamil. Alhamdulillah, sakitnya agak berkurang. Semaleman ga bisa tidur, baru bisa terlelap jam 4 pagi. Paginya, mulesnya dah mulai berkurang tapi masih sakit pinggang. Akhirnya gw telp dr.Didi. "Ibu kontraksi. Sakitnya seperti apa? masih bisa ditahan?" tanya dokter. "Seperti mau haid dok, tapi masih bisa ditahan sih." Dokter nyaranin bedrest dulu sampai sore plus minum ponstan. Ponstan? Yup! ponstan obat sakit gigi. He... aneh ya. Mungkin buat ngurangin rasa sakit. Tapi ragu minumnya. Minum Amoxilin aja lemes gimana ponstan yang dosisnya lebih tinggi. Alhasil, gw cuma bedrest. Alhamdulillah... semakin sore rasa sakitnya semakin hilang. Cuma tinggal sakit pinggang aja. Fuihhhh... Ada2 aja deh.

Btw, waktu kontraksi bebarengan dengan bapaknya Dede ulang tahun. Tepat tanggal 1 Juli pukul 00.00 WIB. Mungkin Dede mo ngucapin, "Selamat Ulang Tahun Papah."